Semua orang ingin memiliki iPhone. Seperti produk Apple lainnya, iPhone memiliki citra jauh lebih mewah daripada pesaing-pesaingnya. Selain citra yang luar biasa, iPhone juga memiliki performa yang tampaknya memang sangat maksimal. Dukungan software mau pun hardware yang jauh lebih maksimal jika dibandingkan dengan Android. Tidak heran memang, meskipun berharga sangat mahal, tetap saja banyak orang yang berusaha untuk memilikinya baik yang baru mau pun yang bekas.
Di samping segala kelebihannya, ada hal yang membuat mengapa iPhone tidak layak untuk dipakai terutama di era sekarang ketika semua transparansi dan privasi adalah hal yang sangat penting.
Melalui channel Telegramnya, Pavel Durov pada 19 Mei mengungkapkan alasannya mengapa produk teknologi dari Apple adalah hal yang buruk.
1. Skandal Apple-Pemerintah China
Dalam sebuah artikel di New York Times, disebutkan bahwa Apple, dalam kaitannya dengan privasi data dan sensor untuk penggunanya di China, memiliki kerjasama dengan pemerintah China.
[tambahan penulis] Tidak hanya itu saja, Apple juga memiliki riwayat memberikan akses data kepada pihak penegak hukum di Amerika Serikat.
2. Model bisnis Apple
Apple memang sangat efisien dalam memanfaatkan sesuatu begitu juga dalam memanfaatkan penggunanya. Sekali seseorang memakai Apple, maka dia akan terkurung dalam sebuah ekosistem yang dibuat oleh Apple. Padahal jika melihat produk-produknya seperti iPhone, mereka menggunakan perangkat keras berspesifikasi lebih rendah tetapi memiliki harga yang terlalu mahal.
3. Teknologi yang tertinggal
Jika dibandingkan dengan Android, perkembangan teknologi milik Apple jauh lebih lambat. iPhone 12 saja masih memakai layar 60Hz jika dibandingkan dengan Android yang sudah banyak memakai 120Hz.
[tambahan penulis] Mungkin ketertinggalan ini memang dikarenakan Apple tidak mengeluarkan perangkatnya lebih sering daripada Android. Selain itu, Apple yang mengutamakan efisiensi tentu saja akan lebih berhati-hati dalam menggunakan perangkat keras baru.
4. Perbudakan Digital
Dengan menggunakan Apple, pengguna akan terjebak dalam sebuah ekosistem yang dibuat sedemikian rupa agar bergantung dengan Apple. Pengguna tidak bisa menginstall aplikasi dari luar App Store. Lebih jauh lagi, pengguna juga hanya bisa back-up data secara native di layanan iCloud milik Apple.
Menurut Durov, cara kerja Apple yang totalitarian ini tidak mengherankan sangat diapresiasi oleh Partai Komunis China. Seperti Partai Komunis China, Apple juga memiliki kendali atas segala apa yang dia miliki. Apple memiliki kendali penuh atas aplikasi apa saja yang boleh tersedia di App Store dan tentu saja data-data milik penggunanya yang bergantung dengan layanannya.
Catatan
Artikel ini ditulis berdasarkan apa yang disampaikan oleh Durov. Penulis bisa saja memiliki pandangan yang berbeda. Penulis sebagai penganut FOSS, tentu saja memiliki banyak kesamaan dengna pandangan Durov berkaitan dengan privasi dan kebebasan penggunaan Software.